Jelang Kiamat Matahari akan Terbit dari Arah Barat?

 

From: wartawanmerahputih
To: "ebacaan@yahoo.com" <ebacaan@yahoo.com>
Sent: Tuesday, April 3, 2012 1:00 PM
Subject: Artikel


Kepada:
Yth Pengasuh ebacaan.com
Di tempat

Salamun Alaikum

Salam bahagia berlimpah do’a kami haturkan kehadapan pengasuh e-bacaan. com beserta dengan keluarga dan saudara seiman semoga tetap wal afiat selalu didalam menjalankan tugas ubudiyah sehari-hari selaku chalifatullah fil ardhi. Insya Allah.

Selanjutnya, bersama dengan ini terkirim artikel dengan judul “Apa Benar Jelang Kiamat Matahari akan Terbit dari Arah Barat ? Jika berkenan dan dinilai bermanfaat kiranya tulisan tersebut dapat dimuat pada rubric artikel.

Melalui tulisan tersebut diharapkan para pembaca sadar dan menyadari betapa banyaknya cerita, berita dan khabar yang diatas-namakan Nabi itu ternyata tidak benar.

Demikianlah, atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Salamun Alaikum

---------------------


Artikel:


JELANG  KIAMAT MATAHARI AKAN TERBIT DARI ARAH BARAT ?

Oleh : Almunawar *)


Abu Hurairah dalam salah satu hadistnya mengatakan “bersegeralah kalian beramal sebelum kedatangan enam perkara, dajjal, dukhon, dabatul ardhi, terbitnya matahari dari arah barat, hari kiamat dan kedatangan maut “, inilah dalil naqli yang dijadikan uamat Islam sehingga mereka yakin seyakin yakinya  bahwa peristiwa tersebut kelak akan terjadi.

Jika dianalisa secara mendetail nash tersebut hanyalah merupakan eposteriori belaka. Sebab di samping tidak sesuai dengan konstitusi Ilahi yang berlaku untuk alam juga bertentangan dengan ayat-ayat Qur’an. Untuk buktikan kerancuan referensi yang mengklaim nama nabi ini mari kita kembali mengkaji sirkulasi benda-benda langit dan ayat-ayat Qur’an yang menjelaskan proses terjadinya kiamat.

Bulan mengelilingi bumi dalam ukuran waktu 29 atau 30 hari. Kemudian di samping itu juga mengelilingi matahari selama 365 atau 366 hari. Selanjutnya bumi berputar diatas porosnya dengan waktu putaran 24 jam. Gerakan benda-benda langit tersebut baik secara sendiri-sendiri  maupun berkelompok berjalan sangat rapi pasti tanpa henti. Arahnya tetap dan kecepatannya pun tidak beruba. Bumi, bulan dan matahari mempunyai ukuran masa yang singkron, daya tarik menariknya serasi sehingga tidak dapat berbenturan.

Begitulah ekosistem yang telah dirancang oleh Tuhan penguasa jagat raya. Antara masa, jarak dan gerak serta kecepatan benda-benda itu sudah diatur secara teratur agar beredar sesuai dengan jalurnya masing-masing. Tidak ada yang boleh menyalahi ketentuan. Kalau suatu saat nanti berputarnya  benda-benda tersebut ada yang menyalahi garis edarnya, apalagi sampai berubah maka terjadilah benturan yang menyebabkan kehancuran. Inilah yang disebut hari kiamat.

Huruhara Hari Kiamat Menurut Qur’an

Kitab suci Al-Qur’an yang merupakan “way of life” bagi seluruh uamat manusia menerangkan bahwa proses terjadinya hari kiamat itu hanya dalam waktu sekejap. Tidak seperti inspirasi dan imajinasi ala Abu Huraerah sebagaimana dipaparkan dalam hadits tersebut di atas. Tidak ada satu ayat pun yang beri gambaran bahwa peristiwa dahsyat tersebut didahului oleh tanda-tanda aneh seperti itu. Bahkan dalam surat An-Nahl (16 ) ayat 7 Allah menyatakan, tidak akan terjadi kiamat melainkan hanya dalam waktu sekejap mata atau lebih cepat lagi. Penjelasan inilah yang dimaksud dalam surat Az-Zumar (39) ayat 68 “ketika sangkakala ditiup maka matilah seluruh makhluk hidup yang ada, baik yang di langit maupun yang di bumi kecuali yang dihendaki oleh Allah. Kemudian ditiup sekali lagi maka tiba-tiba mereka telah tegak menunggu keputusan pengadilan”.

Saat pertama kali ditiup peristiwanya digambarkan dalam surat Al-Qari’ah (101) ayat 4-6. Ketika itu manusia beterbangan seperti anai-anai ditiup angin dan gunung-gunung berhamburan bagaikan bulu yang dihambur-hamburkan. Jadi jelas dan tegas  bahwa proses terjadinya  hari kiamat hanya dalam waktu sekejap. Sedangkan mengenai kapan waktu terjadinya tiada seorangpun yang tahu termasuk Rasullah Muhammad sendiri. Hal ini dapat dibaca dalam Qur’an Surat Al-A’raf (7) ayat 187; An-Naml (27):65; Lukman (31) : 34 ; Al-Ahzab (33) : 63 ; Saba ‘ (34) : 29-30 dan masih banyak lagi.

Sungguh  aneh tetapi itulah yang jadi kenyataan dalam sejarah Rasulullah selalu mengatakan bahwa dirinya tak pernah mengerti selu beluk yang berkaitan dengan hari kiamat karena peristiwa tersebuat masuk kategori gaib. Tetapi si  Abu Hurairah mengaku mendapatkan berita tanda-tanda hari kiamat tadi  dari Rasulullah. Nah, siapa yang membual dalam hal ini.

Siapakah  Abu Hurairah itu ?

Abu Hurairah lahir pada tahun 21 sebelum Hijriyah. pada masa Jahiliyah, sebelum ia msuk Islam, namanya Abu Syamsi. Masuk Islam pada tahun ke-7 Hijriyah, Iman Syafi’i pernah berkata: “Abu Hurairah adalah orang yang paling banyak menghafal hadits bila dibandingi dengan perawi-perawi di masanya.” Dia  adalah seorang ahli ibadah, begitu juga istri dan anaknya. Mereka semua biasa bangun pada malam hari secara bergiliran. Beliau bangun pada sepertiga malam kedua dan kemudian anaknya pada seprtiga malam terakhirnya. Pada masa Khalifah Umar bin Khatab Abu Hurairah pernah diangkat jadi gubernur Bahrain dan  wafat pada tahun ke-59 H dalam usia 78 tahun.

Dalam  riwayat lain disebutkan,  Abu Hurairah memeluk agama Islam pada tahun ke-VII H., sesudah perang khaibar yang terjadi pada bulan syafar. Selanjutnya pada tahun ke-VIII H. bulan Zulkhaedah dia dikirim ke Bahrain mendampingi Al ala’, Abu Hurairah pernah dinyatakan terbukti terlibat dalam berbagai kasus sehingga dicap sebagai “Aduwwullah wa aduwwul muslim” (musuh Allah dan musuh kaum muslimin). Sewaktu terjadi pertikaian antara Ali dengan Mu’awiyah Abu Hurairah  memihak kepada Mu’awiyah. Saat inilah konon hadits nya mulai bermunculan. Hadits yang diriwayatkan seluruh berjumlah 5.373 hadits.

Sebenarnya telah jadi consensus bersama bahwa Qur’an merupakan sumber segala ilmu pengetahuan disamping berfungsi sebagai barometer segala kebenaran. Tetapi entah mengapa hingga hari ini kaum muslimin lebih percayai cerita-cerita hadits yang statusnya “Dhanni” dan tidak pasti. Meskipun hadits tersebut tidak logis dan irrasional mereka terima tanpa komentar.

Mungkin factor inilah yang beri inspirasi Syekh Muhammad Abduh hingga lahir ungkapannya yang terkenal “Al-Islamu Muhjubul Bil Muslim”. Tokoh reformasi tenar yang cukup terkenal pada zamannya itu menilai bahwa kemunduran umat Islam  disebakan oleh ulahnya sendiri, apalagi pada masa  sufisme. Dengan lahirnya istilah pintu ijtihat telah tertutup keberadaan umat Islam bagaikan insane pertapa yang sok suci. Mereka memandang kehidupan dunia seperti bangkai yang menjijikkan. Ulama yang dulu mempunyai fungsi dua dimensi yakni disamping sebagai ilmuwan juga selaku juru dakwah sudah beralih fungsi. Bahkan  tidak sedikit yang malah larut terjun dalam bidang politik. Sejarah kelabu inilah yang meracuni cakrawala pikir  kaum muslimin yang dampaknya sampai sekarang masih terasa. Mereka lebih senang I’tiba’ kepada ulama dari pada belajar.

Kesimpulan

Kiamat adalah merupakan peristiwa gaib yang tidak diketahui oleh siapapun, kapan waktunya. Peristiwa besar ini bakal terjadi secara tiba-tiba dan tidak disangka-sangka. Munculnya hadits-hadits tersebut akan tetapi diatas tidak terlepas dari motivasi segelintir umat islam untuk memenuhi ambisinya. Untuk itu dibutuhkan sikap kritis yang logis dan metodologis demi citra islam di masa mendatang.

*) Penulis Mantan Ketua Lemabaga Pers HMI Cabang Palopo-Sulawesi Selatan).    

 

Salamun alaikum,

Terima kasih. Semoga para pembaca terima artikel dengan baik sepertimana kami menerimanya.

Ketika membacanya teringat satu hadis (cerita) daripada al-Qur'an berbunyi,

2:258. Tidakkah kamu renungkan orang yang debat Ibrahim mengenai Pemeliharanya kerana Allah beri kepadanya kerajaan, ketika Ibrahim berkata, "Pemeliharaku ialah Dia yang menghidupkan dan mematikan." Berkata, "Aku menghidupkan dan mematikan!" Ibrahim berkata, "Allah datangkan matahari dari timur, maka datangkanlah ia dari barat!" Lalu orang tidak percaya tercengang. Allah tidak beri petunjuk kepada kaum yang zalim.

Akan tetapi Abu Hurairah tidak tercengang seperti orang tidak percaya di situ. Sebaliknya dia mengiakan dan memulakan pula cerita tentang matahari terbit dari barat.

Mungkin tidak zalim mengatakan bahawa tokoh itu lebih buruk daripada orang tidak percaya, di samping didapati sebagai seorang "ahli ibadah" yang buta al-Qur'an. Dan tergolong dalam kaum yang zalim (atau lebih zalim?) yang tidak diberi petunjuk oleh Allah!

Sekian. Allah disanjung!

(Lanjutan mengenai Hari Kiamat dapat dibaca di sini)


6 April 2012

Halaman Utama   Terkini   Perpustakaan   Artikel   Bacaan   E-Mail   Hiasan   Kalimat Pilihan
Keratan Akhbar   Penemuan   Soalan Lazim   Sudut Pelajar   Senarai Penulis   English Articles

Tulis kepada Pengurus Laman